NGANJUK, iNewsMojokerto.id - Konsolidasi dan gerak satset terus dilakukan relawan Jawa Timur Bersama Ganjar-Mahfud (Jatim Beragam) Nganjuk. Salah satunya saat menemui warga yang mengeluhkan tidak memiliki sembako karena harga sembako yang cenderung naik.
Peristiwa itu terjadi saat tim relawan Jatim Beragam Nganjuk blusukan ke rumah salah satu warga untuk menikmati masakannya pada Minggu (7/1/2024) malam. Namun saat berada di lokasi, relawan Jatim Beragam merasa terkejut lantaran sang pemilik rumah yang merupakan seorang janda dan memiliki usaha catering rumahan mengeluhkan harga sembako yang cenderung tidak stabil sehingga menyebabkan ia kesulitan.
Ketua Jatim Beragam Nganjuk-Jombang Bagas yang mengetahui hal ini langsung bergerak. Ia pun membagikan sekitar 60 paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat sekitar.
"Hal ini sejalan dengan arahan pak Ganjar agar sat set tas tes," jelasnya.
Bagas pun mengungkapkan, selama ini masyarakat sekitar telah mendapatkan bantuan. Namun penyaluran bantuan kerap terlambat datang. Sehingga Hal itu membuat masyarakat seperti Mak P cukup kesulitan untuk makan.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat mengawasi dengan detail setiap penyaluran bantuan agar dapat membantu masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi. Jika terdapat keterlambatan penyaluran, ia juga menyarankan agar pemerintah memberikan penjelasan yang dapat diterima masyarakat agar kehadiran pemerintah yang berpihak kepada rakyat kecil semakin terasa.
"Namun mau bagaimana lagi masyarakat tidak memahami hal tersebut, maka pemerintah seharusnya setidaknya bisa menyampaikan alasan ini dengan baik dan masif," ungkapnya.
Untuk membantu pemerintah, Bagas bersama Jatim Beragam Nganjuk berencana menggelar pasar murah untuk membantu masyarakat. Menurutnya, hal ini sejalan dengan apa yang digagas pasangan Ganjar-Mahfud agar rakyat kecil tidak lagi kebingungan soal harga sembako yang tidak stabil.
"Hal ini sejalan dengan program-program pak Ganjar dan Mahfud yang menginginkan harga sembako murah dan stabil agar konsumen dan produsen atau petani dan emak emak tidak bingung lagi," pungkasnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya