"Yang paling banyak gagal adalah holtikultura dan paling berhasil pada peternakan pada budidaya ayam petelur. Karena hasilnya sangat jelas bisa dinikmati langsung apakah itu dijual atau dikonsumsi sendiri," tegas dia.
Untuk kegagalan pada budidaya pertanian ini Ning Ita menduga karena minimnya lahan di kota. Selain itu merawat pertanian juga dibutuhkan ketelatenan yang ekstra dan juga kadang bergantung pada cuaca.
Dalam evaluasi bulan ke lima di tahun 2022 ini Ning Ita mengambil keputusan program inkubasi wirausaha ini tetap dilanjutkan dengan mulai mencari mulai sasaran penerima manfaat. Dan keputusan kedua dilanjutkan pada yang berminat.
"Yang tak berminat kita tinggalkan. Keputusan ketiga yang berminat ini kita evaluasi, apakah sudah pernah mendapatkan kube dari tahun sebelumnya atau kita kembangkan pada sasaran baru," tegas istri dari Supriyadi KS ini.
Ning Ita menambahkan skema awal inkubasi wirausaha ini titik beratnya pada tahun 2020 adalah untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Kita harapkan dari budidaya mereka paling tidak bisa dimakan, tidak ngomong dijual dulu. Karena mereka kehilangan pekerjaan, atau mengalami penurunan penghasilan. Dalam perjalannya ini, pandemi sudah mulai turun, ekonomi sudah mulai bangkit," imbuh wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait