Setahun berselang, pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Umu sempat dibikin pusing karena pesanan tak seramai sebelumnya, sehingga dia mencoba memasarkannya lewat media sosial. Itu pun untuk beberapa teman dan kolega saja.
Tak disangka, pesanan justru semakin banyak. Beberapa di antaranya dari Kabupaten Gresik, Mojokerto hingga Surabaya.
Kendati demikian Umu sempat pusing. Sebab, butuh modal lumayan banyak untuk melayani pelanggannya itu. Bukan hanya biaya produksi, tetapi juga pengiriman.
Beruntung ada Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi solusi. Berbekal foto usaha dan STNK motor, Umu mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp15 juta. Modal inilah yang menjadi rintisan usaha opak japit dengan merek dagang Camilan Afiyah semakin berkembang.
Di tahun itu pula, Umu mengurus legalitas usaha hingga mendapatkan nomor PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Kini, produksi opak japit bisa menjadi andalan pendapatan Umu dan keluarga.
“Kami bersyukut atas semua rezeki ini. Apalagi, usaha ini juga bisa membawa manfaat untuk warga sekitar,” tuturnya.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, KUR BRI selama ini sukses menaikkelaskan pelaku UMKM. Sepanjang Januari hingga September 2023 misalnya, BRI telah menaikkelaskan sebanyak 2,3 juta debitur. Rinciannya, sebanyak 251.000 pelaku usaha naik kelas dari KUR Super Mikro ke KUR Mikro.
Kemudian dari KUR Mikro ke KUR kecil sebanyak 1,9 juta debitur dan KUR Kecil ke Kredit Komersial sebanyak 13.000 debitur.
Dikutip dari situs resmi BRI, terdapat tiga jenis kredit usaha mikro yang bisa dimanfaatkan oleh nasabah untuk mengembangkan usahanya, yakni KUR Micro dengan maksimal pinjaman Rp50 juta, KUR Kecil dengan plafond hingga Rp500 juta serta KUR TKI dengan plafond maksimal Rp25 juta.
Editor : Arif Ardliyanto