Karena Try Sandi yang tidak mau memberikan uang saksi pada H-1, sekitar 7.600 lebih saksi yang sudah disiapkan menolak untuk menjadi saksi, "Hanya sekitar 1.119 saksi yang bekerja. Akibatnya ya pengaruh pada suara. Sebab 1 saksi kita tugaskan membawa 5 orang. Dan itu gagal," kata Mashudi lagi.
Mashudi juga membeberkan dosa-dosa Try Sandi dalam penggunaan anggaran yaitu dana Banpol dan iuran Fraksi yang tidak pernah ada kejelasan digunakan untuk apa saja, "Harusnya ada pertanggungjawaban yang jelas penggunaan anggaran Banpol dan Fraksi. Ini tidak ada, gak jelas. Masa bantuan honor saksi 100 ribu per saksi ditahan juga, uang banpol di makan sendiri, uang iuran fraksi juga di pegang ketua DPC. Kalau pemimpin bobrok seperti gak dipecat, kasihan Demokrat," jelasnya.
Tidak hanya soal penggunaan anggaran yang tidak transparan, kata dia, menantu Bupati Jember ini juga dinilai tidak memberikan kontribusi apapun untuk membesarkan partai dan tidak mampu bekerja sama dengan baik dengan pengurus Partai dari tingkatan DPC hingga DPRt.
"Tidak ada itu Bimtek saksi misalnya, atau pendidikan partai. Tapi anggarannya habis. Jadi organisasi ini mati suri, tidak ada pembinaan organisasi juga. Makanya melihat pemimpin yang pelit dan suka makan uang organisasi seperti Try Sandi ini, mereka minta dia dipecat sebagai Ketua dan sebagai kader Demokrat. Di jember masih banyak kader lainnya yang layak menjadi ketua DPC, " pungkas Mashudi.
Editor : Arif Ardliyanto