Tampaknya, karena tatanan di Pulau Jaw telah bergeser ke arah Islam, kunjungan ke Trowulan hanya dilaksanakan oleh masyarakat Hindhu Bali.
Pada masa pendudukan Belanda abad 17, Trowulan secara administratif berada di bawah Japan (nama lain dari wilayah Mojokerto). Japan sendiri merupakan daerah bawahan dari Kabupaten Pasuruan yang dipimpin oleh Untung Suropati (sekitar 1645-1706).
Sepanjang catatan administratif Belanda mengenai Pasuruan, nama Trowulan tidak disebut.
Barangkali benar bahwa pasca menurunnya aktivitas ziarah para raja Bali itu, Trowulan tinggal kosong. Ibu kota kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara itu menjadi hutan terbengkalai.
Bangunan-bangunannya dimakan semak dan akhirnya rusak. Hingga suatu hari Wardenaar, seorang utusan Raffles mengungkapnya kembali.
Editor : Trisna Eka Adhitya