Lalu, ketiga, Dharma kasogatan yang terdiri atas 43 kawinayan dan 50 kabajradaran, penanggungjawabnya adalah bodhadhyaksa atau dharmadhyaksa ring kasogatan.
Terakhir, Karesyan yang jumlahnya hanya 7 dan diawasi oleh seorang mantri her-haji.
Bangunan suci Majapahit mencerminkan konsep keagamaan yang dianut oleh masyarakat. Uniknya, pada masa Majapahit akhir, muncul banyak bangunan suci berundak sebagaimana ditemukan di lereng Penanggungan.
Bangunan suci tersebut menunjukkan perubahan yang sangat mendasar dari aspek seni bangun di Jawa Timur.
N.J. Krom dan W.F. Stutterheim berpendapat bahwa perubahan gaya seni arca dan bangunan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur bukanlah karena lunturnya mutu arsitektural yang berkaitan dengan surutnya pengaruh India, melainkan karena telah timbul kembali unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli yang dilatari oleh pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Editor : Trisna Eka Adhitya