Masyarakat Sampang lantas punya kelanjutan dari kisah ini. Mereka mempercayai bahwa setelah pertemuan itu Raden Panji belajar mengenai agama dan pengetahuan islam.
Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, Raden Panji diperintahkan pergi berdakwah. Salah satu tempat yang menjadi jujugannya adalah Pulau Madura.
Di sinilah Raden Panji mendakwahkan agama dan membangun masyarakat. Peninggalannya masih dapat dikenali hingga saat ini.
Peninggalan-peninggalan itu berupa gapura, tujuh sumur, sejumlah batu yang berukirkan tulisan, prasasti, dan makam. Menurut analisis sejarawan angka yang terukir pada batu di area situs Candi Panji ini adalah 1301 Saka atau 1379 Masehi.
Jika melihat masa tahun tersebut memang berkaitan dengan masa berdirinya Majapahit. Kisah tentang Raden Panji sendiri Memang dikenal sebagai tradisi lisan yang berkembang pesat di masa Majapahit. Sayangnya, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa tokoh Raden Panji adalah tokoh nyata bukan rekaan ataupun fiktif.
Dalam pembacaan tampilan situs, makam Panjilaras memang menunjukkan kekunaan. Hal itu tampak pada jirat dan .
Nisa dimana nisan memiliki bentuk kalamerga sedangkan jirat terdapat hiasan-hiasan yang merupakan antefiks dari sebuah bangunan masa Hindu Budha.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait