Siapa Tokoh yang Dimakamkan di Situs Panjilaras  Sampang, Apakah Berkaitan dengan Majapahit?

Nanda Alifya Rahmah
Situs candi Panji Laras Sampang. (Foto: Kemendikbud)

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id- Di Sampang ada sebuah situs candi yang dikenal dengan nama Situs Candi Panjilaras. Situs tersebut berupa beberapa peninggalan arkeologi seperti batu berukir, prasasti, gapura, hingga makam.

Dilansir dari laman Kemendikbud, situs candi Panjilaras berkaitan erat dengan tokoh Panji yang muncul dalam tradisi cerita Panji dari Majapahit. Bagaimana tepatnya kaitan itu?

Lokasi situs ini ada di Dusun Madegan, Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Lokasi situs candi Panjilaras berkaitan dengan kisah yang diyakini masyarakat setempat. 

Masyarakat Sampang meyakini sosok yang dimakamkan di sana adalah Raden Panji sendiri. Raden Panji yang dimaksud adalah seorang tokoh dalam tradisi cerita Panji. 

Kisah mengenai Raden Panji dimulai sebagaimana yang jamak diketahui. Ia adalah anak Raja Jayengrana.

Dahulu kala ada seorang raja yaitu Raja Jayengrana dari Jenggala. Sang raja berburu di hutan lalu tersesat. 

Ia melihat sebuah rumah yang dihuni oleh seorang nenek tua dan cucunya. Raja Jayengrana lantas terpesona melihat kecantikan Centil Kuning, cucu nenek tua itu.

Raja pun menikahi Centil Kuning. Namun saat hari berganti hari, raja sadar harus segera kembali ke kerajaan. Ia pun berpesan pamit pergi sementara.

Centil Kuning kala itu sudah hamil. Lama raja tak kunjung kembali, Centil pun melahirkan seorang putra. Putra inilah yang diberi nama Panjilaras. 

Si Raden Panji ini pun tumbuh. Suatu hari ia berlari pada ibunya, melaporkan bahwa di atas rumah mereka ada seekor elang yang terbang berkitar mencengkeram sebuah telur. 

Elang itu pun meninggalkan telur tersebut di dekat Raden Panji. Dari telur tersebut menetas seekor anak ayam yang diberi nama Cindi Laras

Panji dan ayamnya tumbuh bersama. Si ayam dikenal sebagai jago aduan, selalu menang melawan ayam manapun. 

Kemasyhuran ayam Panji ini tersebar hingga ke telinga Raja Jayengrana. Raja yang juga gemar mengadu ayam memanggil Panji untuk menyabung ayam mereka. 

Tak diduga, ayam Panjilah yang menang. Panji yang telah mengetahui dari ibunya bahwa sang raja adalah ayah kandungannya lantas menjelaskan asal usulnya. 

Sang Raja pun mengingat kisah pertemuannya dengan Centil Kuning. Ia mengakui benar bahwa Panjilaras adalah putranya. 

Masyarakat Sampang lantas punya kelanjutan dari kisah ini. Mereka mempercayai bahwa setelah pertemuan itu Raden Panji belajar mengenai agama dan pengetahuan islam. 

Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, Raden Panji diperintahkan pergi berdakwah. Salah satu tempat yang menjadi jujugannya adalah Pulau Madura.

Di sinilah Raden Panji mendakwahkan agama dan membangun masyarakat. Peninggalannya masih dapat dikenali hingga saat ini.

Peninggalan-peninggalan itu berupa gapura, tujuh sumur, sejumlah batu yang berukirkan tulisan, prasasti, dan makam. Menurut analisis sejarawan angka yang terukir pada batu di area situs Candi Panji ini adalah 1301 Saka atau 1379 Masehi.  

Jika melihat masa tahun tersebut memang berkaitan dengan masa berdirinya Majapahit. Kisah tentang Raden Panji sendiri Memang dikenal sebagai tradisi lisan yang berkembang pesat di masa Majapahit. Sayangnya, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa tokoh Raden Panji adalah tokoh nyata bukan rekaan ataupun fiktif.

Dalam pembacaan tampilan situs, makam Panjilaras memang menunjukkan kekunaan. Hal itu tampak pada jirat dan . 

Nisa dimana nisan memiliki bentuk kalamerga sedangkan jirat terdapat hiasan-hiasan yang merupakan antefiks dari sebuah bangunan masa Hindu Budha.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network