Dan benarlah Sri Tanjung seorang istri yang setia. Darah yang mengalir dari tubuhnya mengeluarkan bau harum.
Kisah inilah yang termuat dalam salah satu dinding relief Candi Surawana. Secara urut, dinding candi mengisahkannya sebagai berikut:
Panel 1: Sidapaksa bertemu Sri Tanjung di malam hari dan jatuh cinta padanya (I.48a).
Panel 2: Sidapaksa membawa Sri Tanjung dari rumahnya pertapaan kakeknya (I.48i).
Panel 3: Sri Tanjung dan Sidapaksa terpisah satu sama lain, dan tampak Sri Tanjung memberinya sesuatu (II.32-39)
Panel 4: Sri Tanjung, setelah dibunuh oleh Sidapaksa, berdiri di depan Dorakala, penjaga pintu di alam arwah, yang tidak mau membiarkan dia masuk (V.142-151)
Panel 5: Sidapaksa duduk di tepi sungai dalam kerinduan dan posisi berkabung, setelah dia mencium aroma Sri Darah Tanjung (V.108)
Panel 6: Sri Tanjung duduk di atas ikan besar yang membantunya menyeberangi sungai di alam kematian (V.122?)
Panel 7: Sidapaksa dan seorang wanita berdiri di bawah pohon
Panel 8: Sidapaksa duduk di taman, masih dalam kerinduan dan duka atas perbuatannya (V.113)
Panel 9: Sri Tanjung dibawa pulang oleh Kalika (V.129)
Menurut relief tersebut, Sri Tanjung akhirnya pulang kembali dengan bantuan Kalika. Ia pun bersatu dengan suaminya, Sidapaksa.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait