MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Kisah Sri Tanjung ternyata sudah dituturkan di zaman Majapahit. Hal itu dibuktikan dengan ukiran relief di Candi Surawana.
Salah satu relief di candi Surawana memuat kisah Sri Tanjung. Sri Tanjung adalah nama yang sebenarnya cukup populer dalam cerita rakyat di Pulau Jawa.
Kisah Sri Tanjung adalah salah satu dongeng Jawa dan termasuk cerita Panji yang terkenal di kalangan masyarakat. Kisah ini menyimpan makna mendalam tentang kesetiaan dan kepercayaan.
Menurut Lidya Kieven dalam buku "Following The Cap-Figure in Majapahit Templess Relief", Sri Tanjung adalah cucu seorang pertapa. Ia memiliki seorang suami bernama Sidapaksa.
Suami Sri Tanjung melayani Raja Sulakrama. Raja Sulakrama ini ternyata menyimpan maksud tidak baik terhadap Sri Tanjung dan suaminya.
Diam-diam, sang raja menginginkan Sri Tanjung yang cantik jelita. Raja Sulakrama pun mengatur muslihat.
Raja Sulakrama mengirim surat kepada Dewa Indra menyatakan bahwa Sidapaksa akan menyerang kahyangan. Oleh karena itu, Indra harus membunuhnya.
Namun, Dewa Indra pada akhirnya mengetahui kebenarannya. Ia pun mengirim Sidapaksa pulang.
Sesampainya di Istana Raja Sulakrama, Sidapaksa memiliki keraguan tentang kesetiaannya Sri Tanjung. Sidapaksa pun terbakar emosi dan membunuh Sri Tanjung.
Sebelum meninggal, Sri Tanjung mengatakan kepada Sidapaksa, jika darahnya mengeluarkan bau yang harum, ini akan menjadi tanda bahwa dia setia. Jika darahnya berbau anyir, yang terjadi adalah sebaliknya.
Dan benarlah Sri Tanjung seorang istri yang setia. Darah yang mengalir dari tubuhnya mengeluarkan bau harum.
Kisah inilah yang termuat dalam salah satu dinding relief Candi Surawana. Secara urut, dinding candi mengisahkannya sebagai berikut:
Panel 1: Sidapaksa bertemu Sri Tanjung di malam hari dan jatuh cinta padanya (I.48a).
Panel 2: Sidapaksa membawa Sri Tanjung dari rumahnya pertapaan kakeknya (I.48i).
Panel 3: Sri Tanjung dan Sidapaksa terpisah satu sama lain, dan tampak Sri Tanjung memberinya sesuatu (II.32-39)
Panel 4: Sri Tanjung, setelah dibunuh oleh Sidapaksa, berdiri di depan Dorakala, penjaga pintu di alam arwah, yang tidak mau membiarkan dia masuk (V.142-151)
Panel 5: Sidapaksa duduk di tepi sungai dalam kerinduan dan posisi berkabung, setelah dia mencium aroma Sri Darah Tanjung (V.108)
Panel 6: Sri Tanjung duduk di atas ikan besar yang membantunya menyeberangi sungai di alam kematian (V.122?)
Panel 7: Sidapaksa dan seorang wanita berdiri di bawah pohon
Panel 8: Sidapaksa duduk di taman, masih dalam kerinduan dan duka atas perbuatannya (V.113)
Panel 9: Sri Tanjung dibawa pulang oleh Kalika (V.129)
Menurut relief tersebut, Sri Tanjung akhirnya pulang kembali dengan bantuan Kalika. Ia pun bersatu dengan suaminya, Sidapaksa.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait