Sepulang dari Sadeng, Gajah Mada menjadi diangkat sebagai angabehi. Semua peserta perang Sadeng dinaikkan pangkatnya.
Dalam Serat Pararaton disebutkan bahwa pada tahun Saka 1256, terjadi gempa bumi di Pabanyu Pindah. Peristiwa besar setelah gempa tersebut adalah perubahan politik pemerintahan dengan adanya jabatan Patih Amangkubhumi.
Gajah Mada adalah sosok yang diberi kepercayaan untuk mengemban jabatan tersebut. Inilah titik balik Majapahit.
Menurut Prof. Slamet Mulyana, dengan jabatan ini Gajah Mada mempunyai kekuasaan untuk ikut menetapkan jalannya politik pemerintahan.
Setelah naik jabatan sebagai Patih Amangkubhumi itulah Gajah Mada mengucapkan sumpah yang terkenal, Sumpah Palapa.
"Jika telah berhasil menundukkan Nusantara, saya baru akan beristirahat. Jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah tunduk, saya baru akan beristirahat!" Dikutip dari buku "Menuju Puncak Kejayaan, Sejarah Kerajaan Majapahit".
Dalam penelusuran para ahli sejarah, sumpah ini kemungkinan diucapkan Gajah Mada pada tahun 1258 Saka atau 1336 M. Artinya, gagasan persatuan Nusantara ini kini sudah berusia 686 tahun.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait