Situs Kumitir dan Potensi Wisata Arkeologi yang 'Sehat'

Nanda Alifya Rahmah
Proses ekskavasi Situs Kumitir pada 2020. (Foto: Kemdikbud)

"Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan cara membuat semacam kelompok atau organisasi guna melatih dan mengubah pola pikir masyarakat tentang tinggalan arkeologi," tulis Danton. 

Menurutnya, masyarakat masih menganggap tinggalan arkeologi hanya sebuah benda atau bangunan usang saja. Akibatnya tidak ada kesadaran untuk memperlakukan benda tinggalan tersebut dengan hati-hati. 

Hal ini memang bisa ditemukan di banyak situs purbakala yang kini menjadi objek wisata, khususnya wisata religi. Masyarakat yang berkunjung cenderung kurang hati-hati memperlakukan benda-benda arkeologi yang ada di sekitar area wisata, misalnya batu nisan, patung, bahkan batu anak tangga. 

Usulan Danton dalam buku tersebut baiknya mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya Mojokerto dan Jawa Timur. Selagi proses ekskavasi Situs Kumitir masih terus dilanjutkan, ada baiknya pihak-pihak terkait mulai menyusun strategi untuk menjadikan Situs Kumitir sebagai sumber pengetahuan sekaligus wisata arkeologi yang sehat.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network