MOJOKERTO, iNews.id - Situs Kumitir termasuk situs yang baru ditemukan dalam sejarah peninggalan Majapahit. Dikutip iNews dari buku "Majapahit dalam Perbincangan Hari Ini, Bunga Rampai", Situs Kumitir baru ditemukan pada tahun 2019.
Kemudian, pada Oktober 2019 Situs Kumitir mulai diekskavasi (digali). Namun tidak lama, proses tersebut berhenti karena berbagai kendala, salah satunya pandemi Covid-19.
Ekskavasi Situs Kumitir pun dilanjutkan kembali pada Agustus 2020. Ekskavasi berikutnya, dilakukan pada Maret 2021.
Menurut temuan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI), Situs Kumitir diperkirakan merupakan bekas bangunan istana Raja atau setidaknya tempat tinggal bangsawan penting. Temuan PATI semakin mengerucut menguatkan dugaan bahwa bangunan tersebut merupakan istana dari Bhre Wengker, suami dari Rani Daha (bibi Prabu Hayam Wuruk).
Mengingat betapa pentingnya peran Situs Kumitir di masa lalu, Danton Sidik Noor, salah satu penulis dalam bunga rampai "Majapahit dalam Perbincangan Hari Ini" mengusulkan adanya upaya untuk membentuk potensi wisata yang serius di Situs Kumitir. Danton menguraikan pentingnya kesadaran masyarakat bahwa wisata arkeologi memerlukan perlakuan khusus.
"Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan cara membuat semacam kelompok atau organisasi guna melatih dan mengubah pola pikir masyarakat tentang tinggalan arkeologi," tulis Danton.
Menurutnya, masyarakat masih menganggap tinggalan arkeologi hanya sebuah benda atau bangunan usang saja. Akibatnya tidak ada kesadaran untuk memperlakukan benda tinggalan tersebut dengan hati-hati.
Hal ini memang bisa ditemukan di banyak situs purbakala yang kini menjadi objek wisata, khususnya wisata religi. Masyarakat yang berkunjung cenderung kurang hati-hati memperlakukan benda-benda arkeologi yang ada di sekitar area wisata, misalnya batu nisan, patung, bahkan batu anak tangga.
Usulan Danton dalam buku tersebut baiknya mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya Mojokerto dan Jawa Timur. Selagi proses ekskavasi Situs Kumitir masih terus dilanjutkan, ada baiknya pihak-pihak terkait mulai menyusun strategi untuk menjadikan Situs Kumitir sebagai sumber pengetahuan sekaligus wisata arkeologi yang sehat.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait