Sementara Patron SWCF, Herlina Harsono Njoto M.Psi beharap, hadirnya SWCF di Surabaya bisa berdampak positif bagi sektor periwisata. Termasuk di dalamnya sektor-sektor pendukung seperti perhotelan dan keberadaan UMKM sehingga bisa menumbuhkan ekonomi lokal Surabaya.
"Oleh sebab itu, hadirnya festival ini di Kota Surabaya tidak hanya menawarkan panggung seni yang memukau, tetapi juga pengalaman wisata yang kaya dengan perpaduan antara arsitektur kota tua, pusat perbelanjaan modern, dan aneka ragam kuliner. Sehingga Surabaya bisa lebih dikenal di dunia intenasional,” kata dia.
Anggota DPRD Surabaya ini juga berhadap, SWCF mampu menjadi wadah edukasi dan pertukaran budaya bagi para peserta. "Ini menarik, para peserta bisa saling mengenal budaya masing-masing," katanya.
Dinar Primasti selaku arranger atau pengarah SWCF mengatakan, choir atau padua suara di Surabaya banyak memiliki bakal prestasi internasional. Hal ini, kata Dina, bisa membawa nama baik Kota Surabaya dan Indonesia ke dunia intenasional.
Imbasnya, kata dia, dengan gelaran SWCF para pelaku di dunia choir (juri/ conductor/ penyanyi) bisa mengenal lebih dekat kota Surabaya, kota asal choir-choir juara.
"Saya rindu SWCF ini akan bisa rutin diadakan, entah setahun sekali atau dua tahun sekali.” katanya.
Sementara untuk dewan juri pada ajang The 1 st SWCF terdiri Tommyanto Kandisaputra (Indonesia), Lee Shiak Yao (Malaysia), Maria TheresaVizconde-Roldan (Philippines), Gunyoon Lee (South Korea), Luciana D. Oendoen (Indonesia), dan Daud Kosasih (Indonesia).
Editor : Trisna Eka Adhitya