Menurut Surya, potensi ekspor kertas itu sangat besar. Oleh sebab itu, selain China pihaknya juga menjajaki pasar Vietnam, Thailand, bahkan pihaknya juga sudah mengirim contoh kertas ke Korea.
"Kita sudah mengirim sampel ini ke korea, jadi potensi ekspor sangat besar," ujarnya.
Dikatakan dia, Kapasitas produksi PT Indonesia Royal Paper mencapai 15 ribu ton per bulan. Adapun bahan baku produksi kertas tersebut dari lokal. Yakni, daur ulang karton bekas yang berasal dari lapak barang bekas. "Bahan baku kita mendapat dari lokal kadar ulang karton-karton bekas," ucapnya.
Kepala Kantor Bea Cukai Kediri Ardiyatno berharap pabrik kertas kardus itu mampu bersaing di pasar global dan memberikan efek positif bagi lingkungan sekitar. Mulai serapan tenaga kerja hingga efek lainnya. Semisal tumbuhnya kos-kosan dan sektor transportasi.
"PT Indonesia Royal Paper mendapatkan fasilitas sebagai pengusaha kawasan berikat. Yakni mendapatkan fasilitas kemudahan penangguhan bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Makanya kami berharap PT IRP mampu bersaing di pasar global," katanya.
Sementara, Pj Bupati Jombang Sugiat mengapresiasi ekspor perdana tersebut. Pihaknya terus mendorong agar kawasan industri di Jombang terus tumbuh dan berkembang. Karena dengan perkembangan industri bisa menekan angka pengangguran. Jika pengangguran berkurang, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
"Kami undang investor lain untuk menanamkan modalnya di Jombang. Karena kami memiliki Kawasan industri di utara Sungai Brantas," katanya.
Sugiat menambahkan, dengan adanya ekspor perdana tersebut PT Indonesia Royal Paper (IRP) sudah menguasai pasar, domestik maupun luar luar negeri. Yang lebih membanggakan menggunakan tenaga kerja lokal dan bahan baku lokal.
"Ini sangat bagus untuk menyerap tenaga kerja Jombang. Juga untuk mengatasi masalah sampah. Karena bahan baku yang digunakan adalah daur ulang kertas," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto