Dia menceritakan, sekitar 2010 silam, pihaknya melakukan penanaman pohon di sekitar sungai itu. Saat itu, jarak rumah warga dari bibir sungai sekitar 4 meteran.
"Dulu lebar sungai cuma tiga meter, lah ini melebar hingga mengenai rumah-rumah warga. Paling parah tahun ini," katanya.
Pantauan iNews.id di lokasi, bantaran sungai Catakbanteng dinilai sudah sangat membahayakan. Hal itu terjadi akibat arus sungai yang mulai berubah arah karena adanya pendangkalan.
rumah-rumah warga hanya sisa 1 meter saja dari bantaran sungai. Bahkan, sejumlah dapur rumah rusak dan dibongkar untuk dipindahkan agar tak hanyut terbawa banjir.
Sukendri menambahkan, Pada Jumat (8/3/2024), terjadi longsor di sungai itu. Sejumlah pohon, di antaranya bambu yang ditanam di tepi sungai beberapa tahun silam tumbang, beruntung rumah warga di sekitarnya selamat meski kondisinya kritis.
"Ini kami masih melakukan kerja bakti di tepi sungai. Kalau tidak Sebab, kondisinya membahayakan warga," katanya.
Sukendri berharap ada perhatian dari pemerintah setempat. Setidaknya ada solusi, sebab warga selalu was-was atau tidak tenang pada malam hari ketika turun hujan dan sungai meluap.
Kepala Desa (Kades) Kademangan Hendro Wahyu Adi membenarkan terjadi longsor bantaran sungai tersebut. Warga juga telah melakukan kerja bakti di lokasi itu. "Pas ada barongan longsor. Tanah pekarangan," kata Hendro melalui pesan whatsapp yang diterima INews.id
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi tersebut. Hasil pengecekan itu kemudian dilaporkan ke BBWS yang mempunyai kewenangan.
"Untuk yang aliran dari Sungai Kaligunting, Pancir Tahun 2023 September sudah kami sampaikan ke BBWS melalui bupati, tinggal action. Nah kalau ini yang sungai Catakbanteng akan kami telusuri lagi," ujar Bayu.
Editor : Arif Ardliyanto