Dalam skripsinya, Fadhli Mubarok, "Eksistensi Agama Siwa-Budha", menyebut sinkretisme Syiwa-Buddha yang terjadi di masa Majapahit adalah suatu gejala keagamaan yang sangat komplek. Syiwa-Buddha merupakan cerminan karakter feminim dan maskulin dalam diri manusia.
Agama Hindu dan Buddha di wilayah Nusantara pada mulanya diterima sebagai agama yang berbeda. Keduanya memiliki konsep masing-masing.
Namun, uniknya, pada masa Majapahit, kedua konsep agama ini mengalami pernyatuan. Masyarakat memadukan para dewa Hindu dan dewa Buddha dalam satu laku religi.
Kemunculan Siwa-Budha diawali dengan berkembangnya ajaran tantra di Nusantara. Perkembangan tantra ini mendorong terjadinya fusi antara sivaisme dan buddhisme.
Editor : Trisna Eka Adhitya