Persinggungan Minak Jinggo dengan pemberontak Majapahit ini diyakini terjadi pada masa transisi kekuasaan dari Prabu Wirakramawardhana kepada Rani Suhita, putrinya. Kala itu Majapahit mengalami perang saudara antara Prabu Wirakramawardhana dengan Bhre Wirabhumi.
Sementara itu, kemunculan sosok Kebo Marcuet ini mengandung kerancuan waktu. Sebab nama Kebo Marcuet adalah Pangeran Danuningrat, Raja Blambangan ke-17, tahun 1736-1763. Tentu rentang waktu antara Pangeran Danuningrat dengan Rani Suhita sangatlah jauh.
Pasca penaklukan Macuet, Minakjinggo menang tetapi menyisakan wajah yang rusak, tangan cekot dan kaki pincang. Ia disebut menagih janji untuk menikah dengan Rani Suhita.
Saat itulah nama Damarwulan muncul mengalahkan Minak Jinggo. Tokoh yang awalnya muncul untuk melumpuhkan pemberontak Majapahit ini berakhir musuh.
Menurut analisis Hervina dan Yuli, bukti-bukti yang ada tidak kuat untuk menyatakan bahwa Minak Jinggo adalah tokoh nyata. Keberadaannya yang fiktif inilah yang membuat sosok Minak Jinggo menjadi dinamis.
Ada kalanya ia dipercaya sebagai pahlawan. Ada kalanya ia dianggap musuh.
"Walaupun telah dijelaskan bahwa Minakjinggo adalah tokoh fiktif yang tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa sejarah tertentu, masih banyak masyarakat yang meyakini bahwa tokoh Minakjinggo benar-benar ada," tulis Hervina dan Yuli dalam bukunya.
Editor : Trisna Eka Adhitya