Menutup talkshow, Serafi berpesan agar anak muda selalu konsisten terhadap tujuan hidupnya. “Konsisten adalah kunci. Jangan malu jadi orang Papua. Kita ini unik, dan kita bisa berkontribusi untuk membangun daerah kita,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan ini Freek Christiaan mengungkapkan kegiatan ini juga menjadi sarana mengenalkan budaya Papua melalui tari-tarian dan seni.
“Artinya kita dari masyarakat Papua ingin memperkenalkan budaya tari-tarian kita kepada seluruh keluarga besar Jawa Timur, khususnya di Surabaya, dan seluruh suku-suku yang ada kami undang,” katanya.
Acara ini diikuti sekitar 200 peserta, dengan kehadiran komunitas lintas daerah seperti Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Komite Perekat Persaudaraan Maluku, Indonesia Bersatu ITB, dan perwakilan dari Sulawesi Utara. “Ini mungkin kedua kalinya kami laksanakan setelah tahun 2009. Sekarang kami ingin menggiatkan kembali pentas seni dan budaya Papua,” jelas Frek.
Pemilihan lokasi Kya-Kya dilakukan setelah koordinasi dengan pemerintah kota dan Dispora Surabaya yang memberikan izin pemakaian tempat secara gratis. “Kami sangat bersyukur kepada Pemerintah Kota Surabaya yang mendukung acara ini,” ujar Pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Perkumpulan Alumni Papua Surabaya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar reuni, melainkan ajang memperkuat persaudaraan. “Ini kebersamaan bagaimana kita membangun Bhinneka Tunggal Ika sebagai warga Indonesia,” ucapnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait
