get app
inews
Aa Text
Read Next : Intip Cara Masak Ssal Gangjeong Chef Carla Yules di Halal KFood di Surabaya

Presiden Baru Korsel Disebut Akan Berbeda Sikap Dengan Presiden Sebelumnya Soal Korea Utara

Senin, 09 Mei 2022 | 12:38 WIB
header img
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol diprediksi bersikap lebih tegas dibanding presiden sebelumnya. (Foto: reuters)

SEOUL, iNews.id - Presiden baru Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk-yeol terpilih diprediksi akan bersikap keras terhadap Korea Utara (Korut). Meski baru akan dilantik pada Selasa (10/5/2022) mendatan, namun Presiden Yoon dikatakan akan berbeda sikap dengan presiden pendahulunya yang terbilang cukup "lunak" dalam menghadapi Korea Utara. 

Selama lima tahun terakhir, Korea Selatan menerapkan kebijakan untuk terlibat aktif dalam menjadi penengah pertemuan Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, Donal Trump sambil sepakat mengurangi latihan gabungan dengan AS untuk mengindari tindakan yang dinilai Pyongyang sebagai provokatif. Namun mengingat Korea Selatan sendiri menetapkan Korut sebagai mitra negosiasi, pembicaraan pun gagal pada tahun 2019 dan terbengkalai sejak itu. 

Di lain sisi, Korut pun terus berusaha meningkatkan kemampuan senjata mereka. Uji coba sebanyak 14 kali dalam tahun ini termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua terbesar yang pernah ada menjadi indikator kemampuan militer Korut. 

“Tidak seperti mantan Presiden Moon Jae-in, yang melihat Korut sebagai mitra negosiasi, pemimpin baru Yoon Suk-yeol melihat negara itu sebagai musuh,” kata Cheong Seong-chang dari Pusat Studi Korea Utara di Institut Sejong, seperti dikutip dari AFP. 

Cheong juga menyebut, Yoon telah berjanji secara resmi menjadikan Pyongyang sebagai "musuh utama Korsel. Pyongyang pun menampakkan kekesalannya atas sikap ini. 

Menurutnya, Yoon telah berjanji untuk secara resmi mendefinisikan Pyongyang sebagai "musuh utama" Korsel. Sikap garis keras ini tampaknya telah membuat Pyongyang kesal.

Pada hari Kamis, situs propaganda Korut, Uriminzokkiri menyebut pernyataan ini sebagai "kegilaan konfrontatif dan "tidak masuk akal". Cheong pun mengingatkan akan perjalanan yang sulit kedepan. 

“Alih-alih diplomasi yang rumit, Yoon menginginkan denuklirisasi yang lengkap dan dapat diverifikasi dari Korea Utara - sesuatu yang merupakan kutukan bagi Kim,” kata Hong Min, seorang peneliti di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional. 

“Menyerukan Kim Jong-un untuk menyerahkan nuklirnya terlebih dahulu adalah "rintangan yang terlalu tinggi untuk diterima oleh Korea Utara" dan tampaknya akan menempatkan paku terakhir di peti mati program keterlibatan yang disayangi Moon,” kata Hong kepada AFP.

Pendekatannya yang lebih tegas ke Korut, bagaimanapun, sudah jelas: Setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik pada hari Rabu, tim Yoon menyebutnya sebagai "provokasi". Di jalur kampanye, Yoon menyebut Kim Jong-un sebagai "bocah kasar" dan mengatakan kepada pemilih awal tahun ini soal tindakan tegas yang akan dilakukannya. 

"Jika Anda memberi saya kesempatan, saya akan mengajarinya sopan santun."

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut