Akal Bulus Pelaku Mutilasi di Jombang, Dua Kali ke Rumah Keluarga Korban Agar Tidak Dicurigai

Menurut Margono, handphone korban yang dikuasai pelaku sempat diganti nomor lain. Eko kemudian menggunakan ponsel korban untuk mengirim pesan kepada keluarga Agus. Dalam pesannya, ia berpura-pura sebagai Agus dan mengarang cerita dirinya sedang bekerja di Bali.
Polisi yang melakukan pemeriksaan keluarga korban dengan bukti jejak digital, bukti forensik, dan perilaku mencurigakan akhirnya dapat mengungkap kasus yang menggegerkan warga Jombang ini.
"Kami mengamankan terduga pelaku pada 19 Februari di rumahnya pukul 07.30 yang mana di dalam rumahnya ditemukan barang bukti motor dan hp milik korban yang ini dibuktikan hasil penyidikan," katanya.
Selain menangkap pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sepeda motor honda Scoopy dan handphone korban yang dikuasi pelaku, pakaian, dan juga pelat nopol palsu.
Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menyebut, pembunuhan mutilasi tersebut diawali dari pelaku dan korban sama-sama mengonsumsi miras, Rabu (12/2/2025) malam, di lokasi kejadian. Kemudian terjadi cekcok hingga terjadi tragedi mengerikan.
"Sebelum pembunuhan mutilasi, korban dan tersangka meminum miras bersama, kemudian terjadi cekcok dan berakhir dengan mutilasi. Perlu kami tegaskan bahwa kejahatan pembunuhan yang terjadi di Jombang pemicunya miras. Maka kami berkomitmen memberantas miras di kota santri ini," ujarnya.
Hingga kini penyidik Satreskrim Polres Jombang masih terus mendalami kasus mutilasi yang menggegerkan warga. Sejauh ini, Eko adalah pelaku tunggal dalam kasus tersebut. Eko dijerat pasal 340, 338, 339 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman mati.
Sebelumnya, mayat pria korban mutilasi ditemukan di Jombang pada Rabu 12 Februari 2024. Mayat korban tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi persawahan Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum Kecamatan Megaluh. Sedangkan potongan kepala ditemukan di tepi sungai di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.
Hasil autopsi menyebutkan jika kematian korban tidak wajar. Pada leher korban terdapat bekas senjata tajam yang tidak beraturan. Kemungkinan korban digorok. Selain itu ada pendarahan di kepala mengakibatkan kematian.
Editor : Arif Ardliyanto