Menurut Komarudin, hasil pemeriksaan terhadap kondisi bus surat-suratnya lengkap, kemudian kir kendaraan juga masih hidup. "Namun tentunya masih kita lakukan pendalaman faktor faktor apa saja selain dari faktor human error. Kita lihat nanti saat ini tim TAA sedang bekerja mana kala nanti jika ada faktor lain tentunya akan kita tindaklanjuti," katanya.
Tragedi mengerikan yang merenggut dua nyawa itu KM 695+400 Tol Jombang-Mojokerto, masuk Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Jombang. Bermula Bus dikemudikan Yanto perjalanan baru saja mengantarkan rombongan setelah berlibur di Malioboro, Yogyakarta menuju Malang.
Nahas ketika memasuki KM 695+400 Tol Jombang, sopir bus tertidur mengakibatkan bus mengarah kiri lalu menabrak truk nopol N 9674 UH bermuatan gerabah yang dikemudikan Arif Yulianto (37) warga Lawang, Kabupaten Malang yang melaju di lajur kiri.
Hantaman keras membuat bagian depan bus hancur. Dua korban yang duduk di bagian depan terkena benturan hebat hingga meninggal dunia. Beruntung nyawa sopir Yanto selamat dari maut. Ia hanya mengalami luka ringan dan sadar.
"Secara kebetulan, posisi duduk siswa berada di belakang, dan yang di depan adalah para orang tua maupun guru. Jadi memang sebagian besar yang luka-luka termasuk yang meninggal dunia ini orang tua," katanya.
Ia menambahkan, dari TKP polisi menemukan jejak rem bus sepanjang KM 69,2 meter, dari mulai titik tabrak pengereman truk sampai berhenti sepanjang 188,2 meter. Kesimpulan sementara, bus melaju dengan kecepatan tinggi.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus kecelakaan maut menawaskan dua orang penumpang bus tersebut. Polisi terus memeriksa saksi-saksi, di antaranya sopir bus dan truk serta sejumlah penumpang selamat.
Editor : Arif Ardliyanto