SURABAYA, iNews.id - Motor bebek Vera berhenti pelan di rumah nomor tujuh Jalan Kupang Gunung 2, Kelurahan Putat Jaya, Surabaya. Di ujung teras, suami tercinta, Jarwo Susanto menyambut dengan senyum.
Setiap pagi buta, istri Jarwo pergi ke pasar untuk membeli kedelai. Dia harus berangkat lebih awal agar pesanan kedelai di Pasar Pabean tidak dibeli orang.
Pergi ke pasar membeli bahan baku tempe menjadi tugas Vera setiap bagi. Sementara Jarwo keliling kampung dan pasar, menjajakan tempe yang sudah jadi.
“Kita memang harus berbagi tugas agar proses produksi tempe tidak terganggu. Pagi-pagi saya jualan tempe. Sementara istri ke pasar membeli kedelai untuk persiapan produksi esok hari,” kata Jarwo kepada iNews.id, Minggu (29/4/2024).
Rutinitas ini dijalani Jarwo bersama istri sejak penutupan lokalisasi Dolly 2014 silam. Sejak saat itu pendapatan tidak ada lagi, sehingga dia harus memutar otak untuk menjaga asap dapur tetap ngebul.
Editor : Arif Ardliyanto