Jadi, kata Kiai Junaidi, kata kuncinya memahami lalu mengapresiasi, membanggakannya dan memberikan kebanggaan bahwa mereka semua baik.
"Jangan dilakukan diskriminasi dengan berbagai macam kategori ranking dan sebagai di dalam proses pendidikan, karena itu menimbulkan luka, perasaan tidak berharga dan itu menjadi benih untuk melakukan tindakan kekerasan. Sebaiknya anak itu dibandingkan dengan dirinya sendiri dalam progres perolehan pendidikan yang diperoleh," ujarnya.
Terakhir, Kiai Junaidi harus ada aktivitas yang bisa memberikan kepuasan kepada santri di dalam asrama.
"Semua aktivitas harus anak banget. Artinya dicari aktivitas yang mereka inginkan, yang mampu membangun kreativitas. Karena jika sudah sibuk dengan aktivitas itu, saya kira mereka akan lupa dengan tindakan-tindakan yang negatif," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto