Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, yang juga menjadi panelis pada acara IDEAL, mengatakan bahwa modal utama UMKM ialah kreativitas. Jika ingin naik kelas, UMKM butuh sentuhan teknologi. Penerapan teknologi bagi UMKM sejatinya tidak rumit karena banyak teknologi sederhana tetapi tepat guna.
Dia mencontohkan teknologi dibutuhkan untuk bisa sangrai kopi dengan kualitas yang seragam. Contoh lainnya ialah pengalengan makanan sehingga produk siap saji lebih awet untuk jangka waktu tertentu.
“Teknologi itu tidak selalu hal yang rumit-rumit. Yang simpel justru banyak. Simpel, sederhana, tapi kena, itu kuncinya,” ujarnya.
Untuk menerapkan teknologi tepat guna, UMKM perlu dihubungkan dengan pihak yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. BRIN terbuka bagi UMKM yang ingin berkonsultasi dan memanfaatkan fasilitas, dengan catatan bisa bekerja sama, seperti yang dilakukan bersama SETC dan INOTEK.
Sementara itu, Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, Sampoerna senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Saat ini, salah satu tantangan utama bagi UMKM agar dapat berkembang ialah akses pasar.
Editor : Trisna Eka Adhitya