Ada sebuah catatan Raffles yang menyebut nama Trowulan, (1817: 55) " ..... a village adjacent is Trawoelan, or Trang Wulan (the light of the moon); here we found the tomb of Putri Champa. . . . . . ."
Dalam catatan tersebut, data Raffles merujuk nama Trowulan berpadanan dengan Trang Wulan atau Terang Bulan.
Sejarawan Maclaine Pont, merujuk pada Serat Kanda berpendapat bahwa nama Trowulan berasal dari nama Citra Wulan. Nama itu merujuk pada setra wulan (Pont, 1924: 63).
Dalam Serat Dermagandul pupuh XX pun terdapat episode kisah Prabu Brawijaya terakhir yang berpesan agar kelak ia dimakamkan secara Islam di daerah Sastrawulan.
Sementara itu, berkas yang lebih tua adalah Kitab Pararaton. Pada salah satu bagiannya menyebut peristiwa meninggalnya Prabu Jayanegara, raja kedua Majapahit.
Editor : Trisna Eka Adhitya