Temuan arca laangka ini dilaporkan oleh Willem F. Stutterheim, sesaat setelah mengeksplorasi Candi Selokelir di tahun 1936. Candi Selokelir sendiri diungkap keberadaannya oleh Broekveldt tahun 1904.
Saat pertama kali dieksplorasi, Candi Selokelir kondisinya hampir hancur total. Saat Stutterheim menemukan arca ini pada lebih dari 30 tahun dari jejak Broekveldt, kondisi arca pun memprihatinkan.
Arca yang dikenal dengan nama Arca Panji Selokelir ini patah tiga bagian. Potongan pertama yang ditemukan adalah bagian tubuh arca, dari dengkul sampai leher.
Potongan kedua ditemukan adalah dari dengkul sampai jari-jari. Kaki menempel pada padmasana atau landasan arca.
Potongan ketiga adalah bagian terahir dan terpenting terkait identifikasi figus yaitu kepala. Potongan ketiga ini menjadi kunci pengenalan siapa sosok yang divisualisasikan arca ini.
Editor : Trisna Eka Adhitya