Ia menceritakan saat melaju ke tingkat nasional, Fio mengaku sempat kebingungan. Namun karena ketanggapan Pemkot Mojokerto di bawah kepemimpinan Ning Ita, sapaan lekat Wali Kota Mojokerto bantuan pun berdatangan.
"Saya mulai kebingungan karena ini pertama saya ikut kontes Pageant di tingkat Nasional. Saya kebingungan mencari sponsor gaun, National kostum dan masih banyak lainnya," bebernya.
Namun beruntung dia kemudian mendapatkan support langsung dari Pemkot Mojokerto. Di sana Fio kemudian menjalani karantina selama tiga hari.
"Adapun dalam karantina; attitude, public speaking, kemampuan problem solving, modelling, unjuk bakat, focus group discussion dan advokasi kami dinilai dengan bobot 40 persen. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih top 5 Finalis di malam grand final," kata mahasiswi UPN Surabaya ini.
Ditanya alasan mengikuti ajang ini Fio menjelaskan jika pemilihan ini selaras dengan dirinya.
Editor : Trisna Eka Adhitya