Kasus Stunting Kota Mojokerto Menurun Drastis, Strategi Penanganan Berubah Pada 2026
MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Angka kasus stunting Kota Mojokerto dari hasil monitoring dan evaluasi (Monev) Stunting Semester II Tahun 2025 menurun drastis, berada di posisi 1,12 persen, jauh di bawah target nasional 14 persen. Sehingga Stategi penanganan berubah pada 2026.
“Ini capaian luar biasa. Angka stunting kita tinggal 1,12 persen. Hasil ini menunjukkan kerja keras bersama dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045 dari Kota Mojokerto,” tutur Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, Minggu (7/12/2025).
Berdasarkan data EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka stunting Kota Mojokerto terus mengalami penurunan dari tiap tahun.
Pada 2019 angka stunting Kota Mojokerto sebesar 9,04 persen; pafa 2020 sebesar 7,71 persen; lalu 2021 sebesar 4,84 persen. Kemudian 2022 sebesar 3,12 persen; dan 2023 sebesar 2,04 persen; serta pafa 2024 sebesar 1,54 persen; dan pada Oktober 2025 menjadi 1,12 persen.
Menurut Ning Ita, sapaan akrabnya capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi seluruh perangkat daerah yang secara konsisten menjalankan program-program pencegahan stunting. “Kota kita kecil, hanya sekitar 140-an ribu jiwa. Justru karena kecil, kinerja harus maksimal. Tidak boleh hanya formalitas. Semua dinas harus bergerak bersama,” ujarnya.
Dengan angka stunting yang sudah sangat rendah, Ning Ita menjelaskan bahwa strategi penanganan akan berubah pada 2026. Fokus tidak lagi pada penurunan kasus yang ada, melainkan menjaga agar tidak muncul kasus baru.
Intervensi akan diarahkan pada pemenuhan gizi balita, remaja, serta kelompok usia dewasa, didukung program prioritas nasional yang mulai berjalan pada 2025 seperti MBG.
Ita mengajak seluruh jajaran untuk terus menjaga komitmen dan semangat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. “Mungkin tidak semua kondisi bisa kita intervensi, tapi kita wajib berupaya semaksimal mungkin. Teruslah mengabdi untuk kota tercinta,” katanya.
Editor : Zainul Arifin