Huntara yang telah dibangun berukuran 4,8 m x 6 m. Sedangkan Huntap berukuran 6 x 6 m.
Unit-unit hunian tersebut dibangun di atas tanah seluas 10 x 14 meter bagi setiap KK. Terdapat juga ruang serbaguna, kamar mandi, dan teras. Khusus untuk Huntara, ditentukan bahwa bangunan harus melindungi dari potensi bencana angin, air, memenuhi aspek kesehatan, ramah bagi kaum rentan, berkonsep rumah tumbuh, dan setidaknya bisa bertahan hingga minimal dua tahun.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengatakan, pembangunan kawasan huntara dan huntap ini harus dikawal. Pasalnya, di lingkungan ini juga akan dibangun fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti sekolah dan tempat ibadah.
"Ini harus dikawal, karena di depan ada pondasi untuk TK, SD, mushola, dan panglima TNI berencana mendirikan masjid agung agar banyak fasum serta fasos untuk warga," lanjutnya.
Ia berharap seluruh masyarakat penyintas bisa menikmati huntara dan huntap yang telah disediakan pemerintah. Ia juga berharap masyarakat bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Saya harap semua bisa beradaptasi, kemudian site plan sudah didetailkan, oleh karena itu semua di antara kita terutama yang melakukan pendampingan warga saya harap dimaksimalkan," tambahnya.
Ia juga mengapresiasi semangat gotong royong yang diperlihatkan para relawan dan organisasi masyarakat yang juga turut memberi perhatian kepada para pengungsi sehingga dapat segera bangkit usai erupsi.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait