Menurut Eko, sejumlah desa yang menjadi lokasi KKN merupakan desa binaan Untag Surabaya yang telah didampingi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan melanjutkan program sebelumnya tanpa mengulang kegiatan yang sama.
“Pendekatannya berkelanjutan. Ada kesinambungan program agar problem desa benar-benar bisa diselesaikan secara bertahap,” jelasnya.
Pada tahun ini, Untag Surabaya juga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur. Kerja sama tersebut dilakukan karena sebagian desa di Pacet dan Trawas masuk kategori waspada penyebaran narkotika.
“Mahasiswa dibekali materi P4GN langsung dari BNN. Saat terjun ke masyarakat, mereka wajib melakukan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika, mulai dari remaja hingga anak-anak usia sekolah dasar,” ungkap Eko.
Secara total, Untag Surabaya menerjunkan sekitar 1.200 mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis community service pada semester ini. Program tersebut difokuskan di 23 desa binaan di Kecamatan Pacet dan Trawas, Kabupaten Mojokerto, serta delapan kelurahan di Kota Surabaya.
Sementara itu, sekitar 700–800 mahasiswa KKN ditempatkan di Kota Surabaya dengan fokus pada penguatan Program Kampung Pancasila. Kontribusi mahasiswa diarahkan pada isu urban farming, penanganan stunting, pengelolaan sampah, P4GN, serta pendampingan UMKM, termasuk pengurusan legalitas usaha seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait
