Kemudian rekonstruksi digital 3D, yakni pemodelan ulang kejadian dan visualisasi kecelakaan. Data point cloud diproses menggunakan perangkat lunak khusus untuk menciptakan model 3D digital yang sangat realistis dari TKP.
Model 3D memungkinkan tim TAA untuk merekonstruksi dan menganalisis dinamika kecelakaan, termasukmenghitung kecepatan kendaraan sebelum benturan berdasarkan jejak dan kerusakan, menentukan sudut benturan (Angle of Impact) dan merekayasa ulang kejadian dari waktu ke waktu (sebelum, saat, dan setelah kecelakaan) dalam bentuk animasi 3D yang komprehensif.
Alat canggih ini menggantikan keterangan saksi, analisis menjadi lebih mengandalkan bukti fisik yang terukur (kerusakan mobil, jejak di jalan) daripada hanya kesaksian saksi, sehingga meminimalkan bias.
"Hasil rekonstruksi dalam bentuk model dan animasi 3D memberikan bukti visual jelas dan berbasis perhitungan fisika/matematika dengan tingkat kesalahan sangat rendah (misalnya, 0,025 persen), menjadikannya alat yang sangat kuat untuk penegakan hukum yang transparan dan berkeadilan," tandasnya.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
