Selain motivasi pendidikan, Zulhas juga mendorong para santri untuk menjadi pengusaha. Ia mengajak lulusan pesantren agar dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Ia meyakini, orang-orang hebat dan berpengaruh lahir dari rahim pesantren dan madrasah.
"Saya umur 20 tahun penghasilannya Rp200 juta sebulan, baru lulusan madrasah, PGA tidak kelar," ungkapnya, menegaskan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari gelar akademis.
Zulhas juga menceritakan perjuangannya menimba ilmu agama, di mana ia rela berjalan kaki sekitar 5 kilometer. Di hadapan para santri, ia menekankan keberuntungan mereka menempuh pendidikan di Ponpes Amanatul Ummah yang diasuh oleh KH. Asep Saifudin Chalim.
"Di sini gurunya hebat-hebat, langsung dipimpin oleh beliau (Kiai Asep). Saya yakin, esok hari kalian akan menjadi anak-anak pejuang yang hebat," terangnya.
Sebagai penutup, Zulhas berpesan tentang satu hal penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu doa dari kiai, guru, dan orang tua.
"Resepnya, tetap minta doa guru-guru kita, terutama Pak Kiai, dan doa kedua orang tua. Modal saya adalah doa kedua orang tua dan doa para kiai," pungkasnya.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
