"Peralatan di bawa semua, susah payah bawa peralatan, perjalanan dari Napoli ke Paris kita naik bus, barang pertama itu tidak boleh, tapi kita kasih uang. Setelah mau ke Paris lagi tidak boleh bawa barang, jadi tiga orang teman kami berangkat bawa peralatan naik pesawat, biayanya tambah banyak," katanya.
tim musik Wayang Potehi Jombang. (Foto: Zainul Arifin)
Meski harus bersusah payah, bagi Toni bersama rombongannya merupakan kebanggan bisa tampil di sidang umum warisan budaya Takbenda UNESCO. Saat itu, rombongan menampilkan cerita perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda, dalam cerita Geger Pecinan. Tidak hanya itu, mereka juga menampilkan lagu-lagu daerah, misalnya, Rek Ayo Rek, dan mars Ya Lal Waton.
"Saya sering ditanya gak dapat duit kok mau tampil mengenalkan ini, saya jawab karena jatuh cinta sama potehi," katanya.
Lebih lanjut Toni menambahkan, selama ini wayang potehi Jombang yang dipimpinnya juga telah tampil di berbagai negara. Dalam catatannya di antaranya di Jepang, Taiwan, Penang dan Belanda.
"Kami mengapresiasinya. Warisan budaya tak benda ini harus terus dijaga dan dilestarikan," kata Mantan Bupati Jombang Mundjidah Wahab yang hadir dalam tasyakuran tersebut.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait