5 Mitos Bulan Suro, Tidak Boleh Nikah Masih Percaya?

Nanda Alifya Rahmah
Kembang setaman, salah satu pelengkap ritual Suro. (Foto: Pinterest/ Aretha Krishnamurti)

Pada bulan ini justru kalangan keratonlah yang biasanya menggelar hajatan. Oleh karena itu, masyarakat biasa dilarang menggelar hajatan serupa.

Alasannya adalah jika ada pesta hajatan pada bulan Suro, diyakini akan menyaingi ritual keraton. Persaingan tersebut mungkin memberi dampak buruk bagi masyarakat biasa. 

5. Penggunaan ritual keraton

Suro adalah bulan yang dikenalkan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) pada zaman Mataram Islam. Selama bulan Suro, masyarakat Jawa biasanya melakukan banyak ritual mistis. 

Salah satu yang populer adalah ritual tapa bisu di sekitar benteng Keraton Yogyakarta. Dalam ritual tersebut, makan, minum, dan merokok juga dilarang.

Ritual tapa bisu dilakukan oleh para abdi dalem keraton pada malam satu Suro. Ritual ini merupakan serangkain upacara tolak bala dan penyucian sejumlah atribut kuno keraton. 

Meski demikian, ritual suro sejatinya tidak hanya beredar di kalangan keraton saja. Di banyak wilayah di Jawa Timur pun, masyarakat kerap menggelar kegiatan peringatan malam 1 Suro yang diyakini sebagai malam yang sakral. 
 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network