MOJOKERTO, iNews.id - Situs Makam Troloyo terkenal sebagai salah satu situs terbesar peninggalan Majapahit. Di area ini terdapat lebih dari 20 makam tokoh penting dalam sejarah Majapahit.
Situs makam Troloyo kini ramai dikunjungi dalam rangkaian wisata religi walisongo. Sebab di situs inilah disemayamkan sosok kakek dari Sunan Ampel, Syekh Jumadil Kubro.
Di antara peninggalan makam yang unik, terdapat situs makam yang dikenal dengan sebutan 'Kubur Telu' atau makam tiga. Siapakah sosok di dalam pusara tersebut?
Tim iNews melansir dari buku "Kearifan Lokal Kaligrafi Islam Masa Majapahit pada Nisan Makam Troloyo" karya Imam Mashud yang diterbitkan di bawah LIPI. Sosok dalam pusara ini mestilah sosok penting melihat letaknya yang dekat dengan makam Syekh Jumadil Kubro.
Antara Fakta dan Kepercayaan Masyarakat
Kubur Telu merupakan salah satu makam yang berada tidak jauh dari makam Syekh Jumadil Kubro. Cungkup (bangunan rumah) Makam Telu ini bahkan menjadi satu dengan cungkup makam Syekh Jumadil Kubro.
Hanya dipisahkan oleh pagar besi yang membedakan antara Kubur Telu dan makam-makam yang berada dalam satu area. Makam ini memiliki luas 7 x 5 m2.
Disebut Kubur Telu sebab jumlah makam di area ini ada tiga. Sosok yang diyakini disemayamkan di situ adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani Sini, Syekh Maulana Sekah, dan Syekh Maulana Ibrahim.
Bila dilihat dari namanya, ketiga nama tersebut bersinggungan dengan tokoh penyebaran agama Islam di Jawa. Sayangnya, letak makamnya bukan di Troloyo.
Menurut sudut pandang masyarakat Trowulan, ketiga tokoh dalam Kubur Telu merupakan murid dari Syekh Jumadil Kubro. Ketiganya orang Jawa, bukan datang dari tanah Arab.
Meskipun belum terbukti pada inskripsi nisan, masyarakat Troloyo percaya bahwa ketiga tokoh tersebut merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Majapahit.
Mereka disebut sebagai murid kesayangan sang wali, Syekh Jumadil Kubro. Masyarakat percaya ketiganya berperan dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa dan Madura.
Imam Mashud menulis dalam bukunya, "Nama-nama tersebut juga merupakan nama yang sering dipakai oleh masyarakat pada zamannya karena nama-nama tersebut memiliki reputasi yang tinggi."
Pendapat tersebut sangat masuk akal mengingat tiga nama pada Makam Telu memang merupakan nama penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Misalnya, nama Syekh Maulana Ibrahim akan membawa penelusuran pada sosok Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.
Padahal, data sejarah menyebut bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim jelas dimakamkan di Leran, Gresik. Hal itu tentu menimbulkan kebingungan.
Meski demikian, sebagaimana uraian Imam Mashud, Makam Telu tampaknya memang sosok penting dalam sejarah Islam Majapahit.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait