Meski sukses menggelar ujicoba Sarmat, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Rusia tidak mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir 'pada tahap ini' dalam invasinya.
"Pada tahap ini, kami sedang mempertimbangkan opsi senjata konvensional saja," menurut kantor berita negara Rusia, RIA.
Namun Lavrov juga mengatakan pada akhir Januari bahwa Rusia tidak akan menyerang tetangganya. Kurang sebulan setelah komentarnya, yakni pada 24 Februari, Putin memerintahkan pasukan Moskow ke Ukraina.
Beberapa hari kemudian, Putin menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi, dan mengancam sekutu NATO dengan 'konsekuensi yang lebih besar daripada yang pernah Anda hadapi dalam sejarah' jika mereka campur tangan dalam konflik Ukraina. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pemimpin Rusia itu akan siap untuk menggunakan senjata nuklir dalam konflik, sesuatu yang belum pernah dilakukan negara lain sejak Perang Dunia Kedua.
Editor : Trisna Eka Adhitya