Khofifah Diserang Netizen, Dwi Astutiek Sebut Ada Barisan Sakit Hati

SURABAYA, INEWSMOJOKERTO.ID - Tak ada angin tak ada hujan, Khofifah Indar Parawansa mendadak diserang membabi buta di media sosial. Sudah lebih dari dua minggu, Gubernur Jawa Timur ini disudutkan dan direndahkan oleh beberapa netizen tanpa tahu apa salah dan sebabnya.
Di-framing tidak pandai bekerja, dibanding bandingkan dengan Dedy Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) yang belum genap 6 bulan menjabat, hingga diletakkan di bawah kinerja Tri Rismaharini- mantan Cagub Jatim yang berduet dengan Gus Hans (Zahrul Azhar Asumta) namun kalah telak dari Khofifah.
Tak hanya itu, dalam narasi yang beredar di sejumlah media sosial, Khofifah juga digambarkan sebagai gubernur yang hanya berpangku tangan melihat penderitaan warganya.
Akademisi FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya DR. Dwi Astutiek, SAg, MSI., menilai dari cara mproduksi isue, mengangkat tema, teknik membuat judul, visual yang dipilih, hingga cara menyusun narasi dan Call to Action (CTA), mempertegas hanya ada dua kemungkinan.
"Kemungkinan pertama, adanya indikasi gerakan menjatuhkan nama besar ibu Khofifah ini diinisiasi oleh kelompok yang tergabung dalam Barisan Sakit Hati (BSH)," kata Dwi Astutiek kepada wartawan, Kamis (1/5/2025)
Kemungkinan ini wajar terjadi, karena dalam tiap perhelatan pilkada atau Pilpres, tidak setiap calon terpilih bisa menyenangkan semua orang.
Dalam konsep "Publik Choice" system demokrasi, seringkali keputusan politik tidak dapat memuaskan semua orang karena preferensi dan kepentingan yang berbeda-beda. Ini pula yang terjadi pasca Pilgub Jatim beberapa bulan lalu. Begitu kandidatnya kalah, biasanya "residu" itu masih tersisa.
Kemungkinan kedua, lanjut perempuan yang juga Dosen FISIP Uinsa Surabaya ini, gerakan tersebut dikomandoi oleh beberapa orang pilihan yang sangat mungkin sudah terafiliasi dengan satu atau dua tokoh - baik secara langsung atau tidak - ingin memperbesar peluangnya maju dalam kontestasi Pilpres 2029.
Editor : Trisna Eka Adhitya