Meski merasa waswas, ia dan keluaraganya terpaksa harus tetap tinggal di rumah itu. Ia juga harus memutar otak untuk memindahkan kamar mandi dan dapur ke salah satu kamarnya yang tidak terpakai.
Longsor di tempat ini telah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan semakin bertambah parah hingga menghabiskan lahan milik warga. Rumah yang awalnya berjarak 10 meter dari bibir sungai kini menyusut menjadi hanya tinggal dua meter.
Ia dan warga sudah pernah melaporkan beberapa kali peristiwa bencana alam ini ke pemerintah desa, kecamatan hingga Pemkab Mojokerto. Namun hingga kini belum ada tindakan yang berarti untuk mengatasi permasalahan itu.
"Ini ada tujuh rumah. Kan enggak sekali, tapi tiga sampai empat kali longsor dari bulan waktu hujan pertama ya itu tanggal 6 Maret. Hujan sungai meluap dan tinggi nabrak ke sini, ambrol," ujar Suwito, warga lainnya.
Sementara itu, dengan adanya kejadian rumah yang rawan ambruk tersebut jajaran Polsek dan Koramil Dlanggu melakukan cek ke lokasi. kepada warga di sekitar Sungai Wak Rejo, polisi mengimbau supaya waspada dan jika terjadi hujan deras dan sungai meluap untuk segera mengungsi ke tempat aman.
"Cek langsung lokasi adanya lobgsor di tepi sungai menurut warga ada Sungai Wak Rejo sebulan lalu sudah kami tinjau ada dua rumah, Kami imbau agar warga waspada dan mengungsi jika hujan deras," ujar Kapolsek Dlangu Iptu Muhammad Khoirul Umam.
Editor : Trisna Eka Adhitya