Untuk menghasilkan sarung tenun goyor, setiap tukang tenun harus melalui proses yang rumit dan panjang. Mulai dari pewarnaan bahan dasar benang kapas putih menjadi benang dasar dan benang motif, hingga menenun benang dengan teknik ikat menjadi kain sarung.
”Perbedaan sarung tenun ini dengan yang lain, Kalau dipakai cuaca dingin terasa hangat. Apabila dipakai waktu panas sarung menjadi dingin," katanya.
Dalam pembuatannya, Sugeng mengaku memilih memakai bahan-bahan yang berkualitas. Termasuk benangnya dari bahan kapas yang dia impor dari negeri tirai bambu, Cina.
”Jadi bukan benang biasa. Ini benang khusus jadi selain enak digunakan juga tidak gampang putus waktu menenun,” katanya.
Kualitasnya yang bagus membuat sarung tenun goyor khas Jombang tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia hingga Timur Tengah. Lantaran memakai bahan berkualitas dengan proses rumit, harga pun relatif mahal, yang sebanding dengan kualitasnya.
"Harga sarung goyor alusan mulai Rp500 ribu per biji dan sarung goyor biasa Rp250 ribu,” pungkas warga Desa Plumbongambang Jombang ini
Editor : Arif Ardliyanto