Dalam situasi tersebut, kerajaan Majapahit harus mengatur sistem dan siasat tertentu untuk menjaga "jarak" aman antara negeri Arab sebagai distributor dan rakyat Majapahit sebagai produsen langsung.
Peran pemerintahan Majapahit mengatur agar para pedagang Arab bisa terus fokus menjual komoditas dari Jawa ke Timur Tengah dan Romawi, tanpa turun langsung kepada produsen.
Dengan demikian, Majapahit menstabilkan posisinya sebagai pengatur dan penguasa jalannya lalu lintas perdagangan. Khususnya di pelabuhan dan pasar utama internasional.
Di situlah strategi Majapahit tampak sebagai pemerintahan yang cerdas dalam menempatkan diri menguasai komoditas dalam negeri dan dikenal luas sebagai kerajaan yang kaya.
Strategi penguasaan pasar demikian tampaknya telah menjadi tradisi dagang masyarakat Jawa sejak sebelum masa Majapahit. Kebesaran Majapahit meneruskan dan menjalankan strategi dagang tersebut menempatkan Jawa sebagai wilayah terkaya di dunia pada sekitar tahun 1365.
Berkaitan dengan relasi Majapahit dan Arab, tentunya, selain sebagai mitra dagang, persentuhan kebudayaan menjadi hal yang niscaya antara rakyat Majapahit dengan para pedagang sekaligus penyebar Islam.
Editor : Trisna Eka Adhitya