MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Nama Mahapati bisa jadi kurang populer dibicarakan dalam sejarah Majapahit. Namun, sosok ini bukanlah sosok sembarangan.
Mahapati disebut sebagai sosok yang berperan dalam perselisihan Majapahit dan Tuban di bawah nama Ronggolawe. Atas bisikannya, konon Prabu Wijaya mengutus pasukan untuk menyerang Tuban dan berakhir dengan kematian Ronggolawe.
Namun, kisah Mahapati ini tak berhenti sampai di sana. Sosok ini jugalah yang diyakini menjadi dalang kematian Lembu Sora dan Nambi, tokoh-tokoh ksatria Majapahit.
Sepeninggal Prabu Wijaya, kerajaan Majapahit berada di tangan putranya, Jayanegara. Naiknya Jayanegara sebagai raja pun telah memicu konflik sebab putra ini tidak lahir dari istri utama.
Situasi Majapahit kala itu cukup sensitif sejak insiden Ronggolawe yang menolak naiknya Nambi sebagai patih. Dalam Pararaton, Mahapati disebut berperan menghasut Ronggolawe dan memanipulasi situasi sehingga Prabu Wijaya pun mengirim pasukan untuk menyerang Tuban.
Ronggolawe mati di tangan Kebo Anabrang. Tak lama kemudian, Kebo Anabrang tewas di tangan Lembu Sora, paman Ronggolawe.
Mahapati pun melancarkan niatnya menghasut Mahisa Taruna, putra Kebo Anabrang untuk meminta penghakiman Prabu Wijaya.
Akhirnya Lembu Sora dihukum buang sebab Prabu Wijaya amat menghormati jasa-jasa putra Sumenep ini di masa pendirian kerajaan. Namun, Mahapati kini ganti menghasut Lembu sora.
Mahapati meyakinkan Sora supaya meminta hukuman yang lebih pantas. Sora pun hendak meminta hukuman mati atas dirinya.
Naas, ia justru tewas dikeroyok pasukan istana Mahapati memanipulasi situasi sehingga Nambi sebagai patih mengira Sora datang untuk membuat onar.
Di masa pemerintahan Prabu Jayanegara, kelicikan Mahapati berlanjut. Pada tahun 1316 Mahapati mengadu domba Nambi dengan Sang Prabu.
Suatu ketika Nambi dikisahkan pulang ke kota kelahirannya Lamajang karena sang Ayah meninggal dunia. Mahapati menyarankan kepada Nambi untuk menetap sedikit lebih lama di Lamajang.
Namun, kepada Prabu Jayanegara, Mahapati justru mengabarkan bahwa Nambi tidak mau kembali ke Majapahit karena sedang menyiapkan pemberontakan.
Jayanagara tentu marah atas kabar tersebut. Ia pun mengirim pasukan untuk menghancurkan Lamajang.
Akhirnya, Nambi sekeluarga tewas. Mahapati yang telah "berjuang keras" pun memperoleh hal yang paling diidamkannya yaitu diangkat sebagai patih baru Majapahit.
Nama Mahapati dalam Pararaton pun dikenali bukan nama sebenarnya. Nama ini kemungkinan dipilih oleh penulis Pararaton untuk menunjukkan kedudukan sosok yang dimaksud.
Menimbang waktu pengangkatan Mahapati sebagai patih Majapahit, Slamet Muljana menganggap Mahapati identik dengan Dyah Halayudha, yaitu nama patih Majapahit yang tertulis dalam prasasti Sidateka tahun 1323. Rake Tuhan Mapatih Ring Majapahit, Dyah Halayuda.
Editor : Trisna Eka Adhitya