MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Hubungan erat Tuban dan Majapahit merupakan bagian dari penggalan kisah awal berdirinya kerajaan Prabu Wijaya ini. Tepatnya berkaitan dengan nama Ranggalawe atau Ronggolawe, seorang putra Sumenep yang dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban hingga saat ini.
Ranggalawe merupakan putra Arya Wiraraja, Bupati Sumenep. Arya Wiraraja telah dikenal berjasa besar membantu Prabu Wijaya di masa awal pendirian Majapahit, khususnya dalam menangani serangan Mongol.
Ternyata, Ranggalawe sebagai putra sang Bupati mengemban tugas penting selama masa itu. Ksatria muda ini kerap menerima tugas langsung dari sang ayah untuk turun membantu Prabu Wijaya.
Pada tahun 1292 Ranggalawe dikirim ayahnya untuk membantu membuka Hutan Tarik. Area inilah yang di kemudian hari menjadi cikal bakal Majapahit.
Ranggalawe juga turut serta dalam perang antara Majapahit dan Kadiri di masa awal pendirian. Konon, nama Rangga Lawe merupakan pemberian Raden Wijaya karena jasa Ranggalawe menyediakan 70 ekor kuda dari Bima sebagai kendaraan perang Raden Wijaya dan para pengikutnya.
Karena jasanya, Ranggalawe diangkat sebagai bupati Tuban yang merupakan pelabuhan utama Jawa Timur saat itu.
Naas di kemudian hari, nama Ranggalawe justru dicatat sebagai salah satu pemberontak besar Majapahit. Apa yang terjadi?
Menurut catatan Pararaton, pemberontakan Ranggalawe terhadap Kerajaan Majapahit dipicu oleh hasutan seorang pejabat licik bernama Mahapati. Kisah ini diurai secara lebih rinci dalam Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe.
Awalnya Ranggalawe merasa tidak puas atas pengangkatan Nambi sebagai rakryan patih. Menurutnya, jabatan patih utama Majapahit lebih tepat diserahkan kepada Lembu Sora, pamannya, yang dinilainya jauh lebih berjasa dalam perjuangan daripada Nambi.
Hal inilah yang dimanfaatkan Mahapati untuk memanipulasi situasi antara Majapahit dan Ranggalawe. Dalam sebuah pertempuran di Sungai Tambak Beras, Ranggalawe menjemput ajalnya di tangan Kebo Anabrang, utusan Majapahit.
Editor : Trisna Eka Adhitya