Kowi adalah sebuah wadah yang digunakan untuk melelehkan emas dalam proses pembuatan. Endang Sri Hardiati mencatat dalam "Perhiasan dalam Majapahit" tentang temuan perhiasan di Dusun Nglinguk, Trowulan.
Di antara temuan itu adalah gelang emas 2 buah, rantai kalung emas 2 buah dengan salah satunya berliontin, dan sejumlah cepuk. Temuan ini menunjukkan gaya hiasan yang serupa dengan temuan-temuan lain di Sooko dan beberapa wilayah Jawa Timur.
Sebuah simpulan penting yang dipahami para peneliti berdasar berbagai temuan emas yang ada adalah bahwa teknik pengolahan perhiasan di Majapahit sudah mencapai puncaknya. Sebagaimana dicatat oleh Kartodirjo Hal itu disebabkan berbagai teknik dalam buku 700 tahun Majapahit, pembuatan emas di Majapahit pastilah sudah sangat baik.
Berbagai jenis tinggalan arkeologisnya jelas menunjukan corak kebudayaan yang bermutu tinggi. Meskipun tinggalan perhiasan dari masa Majapahit itu kini tidak sebanyak yang diharapkan.
Dengan sedikit temuan yang ada para peneliti sudah dibuat kagum terhadap kepiawaian para mpu perhiasan Majapahit. Perhiasan ini juga tampak memiliki fungsi yang unik dalam masyarakat.
Misalnya perhiasan yang disebut dengan Jempang. Jempang adalah perhiasan sejenis bandul yang berukuran cukup lebar.
Uniknya, fungsi jempang bukanlah sebagai bandul kalung, tetapi sebagai hiasan penutup kelamin anak perempuan. Temuan semacam ini tentu akan memberi informasi mengenai rekonstruksi kebudayaan Majapahit.
Editor : Trisna Eka Adhitya