MOJOKERTO, iNews.id - Kerajaan Majapahit diyakini memiliki sistem pemerintahan yang baik. Luas wilayah dan adanya sistem pembagian pemerintahan menunjukkan Majapahit memiliki tata kelola negara yang baik.
Sistem pemerintahan Majapahit yang baik dibuktikan pula dengan adanya dewan pertimbangan agung. Ini merupakan sebuah lembaga yang difungsikan untuk memberi pandangan bijak kepada raja.
Dewan pertimbangan kerajaan Majapahit disebut pada saat peristiwa mundurnya Gajah Mada dari jabatan patih utama. Itu terjadi pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.
Agus Munandar dalam buku "Ibu Kota Majapahit, Masa Jaya dan Pencapaian" menyebut bahwa Dewan pertimbangan dan sistem pemerintahan Majapahit ini disebut dengan istilah Pahom Narendra.
Dewan pertimbangan agung ini memiliki tugas mendampingi raja untuk memutuskan perkara yang berhubungan dengan kelangsungan kerajaan secara menyeluruh. Bukan sebatas perkara politik, perluasan wilayah, atau semacamnya.
Dewan pertimbangan agung di masa Majapahit difungsikan untuk masalah yang berhubungan dengan sejarah (masa lalu), masa kini, dan masa depan kerajaan. Misalnya, untuk memilih pengganti Gajah Mada.
Pemilihan Patih Utama Baru Majapahit
Menurut Serat Pararaton, Gajah Mada meletakkan jabatan patih utama setelah peristiwa Perang Bubat. Kala itu, kondisi kerajaan Majapahit telah berada di puncak kejayaan.
Prabu Hayam Wuruk pun mengabulkan keinginan Gajah Mada untuk keluar dari lingkungan istana dan tinggal jauh dari pusat kerajaan. Jabatan patih utama pun kosong.
Prabu Hayam Wuruk mencoba mencari nama siapa yang layak menempati jabatan tersebut. Namun, kualitas Gajah Mada sulit disamai.
Pahom Narendra Menunjuk Tiga Orang Patih
Saat tidak menemukan orang yang bisa menggantikan Gajah Mada Inilah Prabu Hayam Wuruk memanggil Pahom Narendra atau Bhattara Satta Prabhu. Dewan pertimbangan ini bertugas memberi pandangan kepada raja terkait pemilihan Patih baru.
Anggota Pahom Narendra adalah:
1. Sri Kertawarddhana, ayahanda raja
2. Tribhuwanottunggadewi, ibunda raja
3. Rajadewi Maharajasa, bibi raja
4. Wijayarajasa, suami Rajadewi Maharajasa
5. Rajasaduhiteswari, adik pertama raja
6. Singhawarddhana, suami Rajasaduhiteswari
7. Rajasaduhitendudewi, adik ke-2 raja
8. Raden Lanang/Bhre Matahun, suami Rajasaduhitendudewi
Kedelapan anggota dewan pertimbangan tersebut adalah anggota keluarga terdekat raja. Mulai dari orang tua hingga saudara ipar.
Hal yang menarik dicermati dari daftar anggota Pahom Narendra ini adalah bahwa antara raja, saudari, dan anggota inti kerajaan lainnya terjalin hubungan yang harmonis. Bahkan ipar Prabu Hayam Wuruk dipercaya sebagai salah satu orang kepercayaan.
Dalam rembug pemilihan patih, Pahom Narendra pun sepakat bahwa memang belum ada nama yang layak dicalonkan sebagai pengganti Gajah Mada. Oleh karena itu, dewan memutuskan mengangkat tiga orang patih.
Tiap patih diberi pembagian tugas berbeda. Sementara jabatan Patih Amangkubhumi (Patih utama) dibiarkan kosong selama beberapa waktu.
Editor : Trisna Eka Adhitya