MOJOKERTO, iNews.id - Kutara Manawa sebagai salah satu peninggalan Majapahit termasuk jarang disebut. Jejak kebesaran kerajaan Raden Wijaya ini kalah populer dibanding Nagarakretagama.
Kutaramanawa juga merupakan peninggalan Majapahit yang berbentuk teks tulis atau kitab. Namun, kitab ini bukan kitab sastra seperti Nagarakretagama.
Kitab ini justru lebih kuat sebagai peninggalan nonfiksi. Kutaramanawa merupakan kitab undang-undang Kerajaan Majapahit.
Kitab Kutaramanawa memiliki nama lengkap Kutaramanawa Dharmasastra. Kitab ini banyak disebut dalam prasasti peninggalan Majapahit.
Dua prasasti paling jelas yang menyebut nama Kutaramanawa adalah prasasti Bendasari dan prasasti Trowulan. Kedua prasasti dikeluarkan pada masa Prabu Hayum Wuruk.
Terjemahan dari kitab ini pernah diterbitkan oleh Dr. J.C.G Jonker pada 1885. Prof. Slametmulyana dalam buku "Negarakretagama dan Tafsir se!sejarahnya" menyebut bahwa penyusunan bab dalam Kutaramanawa kini tampaknya berbeda dengan masa aslinya.
Sebab kitab yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno ini ditemukan dalam bentuk yang tercerai. Hal itu menyulitkan pembacaan utuh terhadap tiap bagian.
Kini Kitab Kutaramanawa diyakini tersusun atas 19 bab. Di mana keseluruhan terdiri atas 275 pasal.
Sementara itu, Asyhadi Mufsi dalam buku "Majapahit dalam Perbincangan Hari Ini" berpendapat tentang peran Kutaramanawa. Kitab ini adalah data yang cukup signifikan untuk memberi gambaran detail tentang Majapahit.
Menurut Asyhadi dengan adanya Nagarakretagama dan Kutaramanawa, Majapahit menjadi satu di antara kerajaan besar di Nusantara yang data informasinya tergolong cukup memadai. Oleh karena itu, dapat direkonstruksi dan dinarasikan guna menyusun perjalanan peradaban bangsa.
Kutaramanawa berisi pembahasan hukum kerajaan mengenai berbagai bidang kehidupan. Mulai dari pertanian, pencurian, hingga hukum tentang teluh.
Bab-bab yang dibahasakan dalam Kutaramanawa menguatkan apa yang telah dikisahkan Mpu Prapanca dalam Nagarakretagama. Khususnya tentang bagaimana tata kelola pemerintahan Majapahit yang baik.
Kitab Kutaramanawa juga menunjukkan bagaimana kehidupan keagamaan sangat mempengaruhi pola tata kehidupan masyarakat Majapahit. Dalam artian pengaturan sistem kasta atau golongan masyarakat.
Editor : Trisna Eka Adhitya