MOJOKERTO, iNews.id - Kebesaran Majapahit memiliki jejak penting di wilayah kerajaan Melayu. Khususnya di Sumatera Barat.
Pada masa itu berdirilah sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama Dharmasraya atau Malayupura. Hubungannya dengan Majapahit pun bukan sebatas relasi wilayah dan politik.
Seorang putri dari Malayupura, bernama Dara Petak, dikabarkan menikah dengan Raden Wijaya atau Prabu Kertarajasa . Pernikahan ini melahirkan Jayanagara, penerus Majapahit sebagai raja kedua setelah Kertarajasa.
Kisah 'Raja' dari Jawa
Tidak berhenti sampai di situ, dilansir iNews dari buku "Majapahit dalam Perbincangan Hari Ini", ada informasi menarik lainnya terkait hubungan Majapahit-Malayupura. XXXX menuliskan catatan tentang sebuah cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat lokal Sumatera.
Cerita rakyat tersebut dikenal dengan judul 'Menunggu Raja dari Jawa'. Sebuah cerita yang mencatat relasi Majapahit-Malayupura dalam tradisi lisan.
Kisah ini mengabarkan sebuah peristiwa di mana para datuk, sebutan untuk tetua atau pemimpin suku, mengadakan pertemuan. Rapat para datuk ini dihadiri oleh persatuan tiga suku besar di tanah Minangkabau.
Mereka berkumpul di sebuah daerah titik temu sungai Batanghari dengan sungai kecil bernama sungai Rambahan. Sebuah daerah subur di wilayah kerajaan Malayupura.
Tujuan pertemuan ini tak lain tak bukan adalah menunggu kedatangan seorang raja dari tanah Jawa. Dalam cerita tersebut, sang raja ini hendak diangkat sebagai pemimpin para datuk di Malayupura.
Siapakah raja yang ditunggu? Dialah Adityawarman. Dalam tulisannya, ## menguraikan bagaimana sejarah Adityawarman datang dari tanah Majapahit.
Adityawarman Seorang Pejabat Majapahit di Masa Jayanagara
Secara genealogi, Adityawarman adalah seorang keturunan Melayu. Namun, ia dibesarkan di Majapahit.
Pada masa pemerintahan Jayanagara, Adityawarman diketahui pernah menjabat sebagai salah seorang pejabat tinggi Majapahit. Hingga pada 1347 Adityawarman kembali ke tanah leluhurnya dan diangkat sebagai raja.
Berita pengangkatan Adityawarman itu tercatat dalam prasasti Amoghapasa. Sebuah catatan penting yang ditemukan di lokasi perkumpulan para datuk di dekat sungai Batanghari.
Total ada 20 prasasti yang ditemukan sebagai bukti peninggalan Malayupura. Dari prasasti tersebut, para ahli meyakini bahwa banyak hal yang diadopsi oleh Malayupura dari Majapahit.
Menurut catatan kerajaan Malayupura, ayah Adityawarman adalah Adwayawarman. Sementara ibunya adalah Dara Jingga.
Editor : Trisna Eka Adhitya