Cepak adalah program yang terkoneksi dengan gerakan prioritas nasional. Yaitu pembinaan karakter keluarga, pendidikan, ketahanan pangan, serta kesehatan lingkungan.
“Seperti kalau ingin membangun karakter keluarga yang baik, pendidikannya juga harus tepat. Selain itu, kita juga harus meningkatkan kualitas penduduk. Karena Indonesia dengan penduduk banyak ini bisa jadi investasi, bisa jadi musibah," jelasnya.
Arumi menyebut, agar semua program dapat terkomunikasikan dengan baik, sosialisasi harus selalu dilakukan. Karenanya, bagian dari program Cepak yang dicanangkan adalah penyusunan buku saku. Nantinya, buku saku ini akan berisi panduan bagi para kader PKK dan organisasi kepemudaan dalam menangani pernikahan anak.
Istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak itu mengingatkan efek pernikahan dini yang membuat orang tua tidak bisa memberikan hak anak. "Dan banyak sekali kasus di mana anak-anak stunting itu lahir dari ibu yang menikah dini. Padahal, stunting itu adalah investasi buruk untuk SDM Indonesia dalam minimal 20 tahun ke depan. Karena di dalamnya biasanya ada KDRT, mental health issue, masalah ekonomi, sosial dan budaya. Kalau sudah begini, mereka tidak akan bahagia," tandasnya.
Lumajang merupakan satu dari 5 kabupaten/kota di Jatim yang memiliki angka pernikahan anak tertinggi. Di samping Lumajang, wilayah lain yang menjadi fokus adalah Jember, Tuban, Bondowoso, Probolinggo dan Situbondo.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait
