Bersamaan itu, Siti juga dikagetkan reruntuhan bata dari atap rumahnya. Bata tersebut menghantam kepala dan tangannya yang menyebabkan memar. “Kepala dan tangan saya memar akibat kejatuhan bata,” ujarnya sembari menunjukkan luka di tangannya.
Siti yang saat itu sendirian di ruang tamu, langsung masuk ke dalam rumah bersama anak-anaknya. Setelah kejadian itu, Siti mengaku mengungsi dan menginap di rumah orang tuanya yang tidak terlalu jauh. Sebab rumahnya tidak lagi memiliki atap dan tidak bisa ditinggali sementara waktu.
"Malam itu, sementara mengungsi di tempatnya ibu. Karena atap ruang tamu, kamar rumah rusak," ujar dia.
Keesokan paginya, Minggu (9/2/2026/5), aktivitas warga tampak ramai di rumah Siti yang terletak di pinggir sawah. Sejumlah orang bergotong royong memperbaiki atap yang hancur akibat bencana itu.
Pusdalops BPBD Jombang Imam Fauzi mengatakan ada 4 kecamatan yang terdampak angin kencang. Yakni Diwek, Jogoroto, Gudo dan Sumobito. Selain mengakibatkan kerusakan pemukiman, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang. "Rata rata kerusakan rumah di bagian atap," ujarnya.
Meski demikian, Imam Fauzi memastikan bahwa sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. BPBD Jombang terus melakukan assesmen korban bencana di wilayah setempat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait