SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Direktorat Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), berupaya merajut persatuan dan memperkuat kesetaraan dalam bingkai keberagaman. Kegiatan itu diwujudkan dalam Sarasehan Nasional pada 19-22 Agustus 2024 untuk memberikan kontribusi nyata menjaga ketahanan sosial.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyampaikan bahwa kegiatan Sarasehan Nasional ini merupakan momen istimewa untuk merumuskan langkah strategis untuk menghadapi tantangan ke depan, baik sebagai individu ataupun komunitas.
“Para penghayat memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini untuk kebaikan seluruh masyarakat. Nilai yang dapat menjadi jawaban dari berbagai tantangan dalam menjaga ketahanan sosial secara global. Ajarannya dapat memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan ketahanan budaya, sosial, dan lingkungan,” ungkap Hilmar dalam sambutannya (20/8/2024).
Kegiatan Sarasehan Nasional ini juga diharapkan mampu memperkuat jaringan kerja sama antara penghayat kepercayaan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, para penghayat dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, serta bersama-sama membangun bangsa yang lebih kokoh dan harmonis.
“Sarasehan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, meneguhkan identitas, dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara,” tambah Hilmar.
Sarasehan Nasional dihadiri oleh 275 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya organisasi Penghayat Kepercayaan, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati), kementerian/lembaga terkait, organisasi masyarakat sipil, serta perguruan tinggi. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan peran strategis penghayat kepercayaan dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait